Monday 30 August 2010

Bobby's Beat Contest dan Indahnya Keberagaman



Dari Acara Bobby's Beat yang digelar di redaksi The Jakarta Post Sabtu sore, 28 Agustus lalu, banyak pembelajaran yang sedianya bisa diambil. Khususnya untuk Angga dan saya pribadi.

Senang rasanya melihat SD Negeri bisa bersanding dengan para international school, mungkin bukan dalam sebuah forum yang ideal dimana mereka berinteraksi secara langsung, tapi membawa mereka melihat pertemanan yang lebih luas, 'dunia' yang lebih beragam mudah-mudahan akan menjadi bekal mereka, bahwa dunia ini bukan hanya Indonesia, dan Indonesia bukan hanya Jakarta.


Selama ini SD Negeri kerap dipandang sebelah mata (atau malah sering tidak dianggap) apalagi
jika dibandingkan dengan SD Swasta yang biaya masuknya saja puluhan juta rupiah. Tapi dari acara seperti yang digelar Sabtu itu, yang didatangi langsung olah Meydiatama Suryodiningrat The Jakarta Post chief editor, mudah-mudahan di waktu yang akan datang bisa tercipta media kondusif yang bisa membawa akselerasi sekolah negeri dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dalam hal ini khususnya bagaimana membawa anak-anak SD Negeri bisa berbahasa inggris secara lisan dengan 'Pede' dalam komunitas international.

Sejauh ini, anak-anak dari SD negeri banyak disibukkan dengan materi-materi yang di dapat dari DIKNAS, bagaimana untuk meraih nilai yang setinggi-tingginya untuk kelak bisa mencapai nilai UAN yang (juga) setinggi- tingginya. Tentu saja ini bagus, dan tidak ada yang salah, cuma alangkah indah ketika kita bisa mengisi hari-hari mereka di usia yang masih dini ini dengan menyajikan sesuatu hal yang kiranya bisa memperkaya batin mereka dengan menyuguhkan fenomena globalisasi akan luasnya kampung dunia dengan segala perbedaan di dalamnya.

Mudah-mudahan kelak ketika mereka tumbuh menjadi manusia dewasa, mereka akan menjadi manusia-manusia dewasa yang tidak saja cerdas, tapi juga mampu melihat perbedaan dengan hati yang besar, kelapangan dada yang tinggi hingga mampu melihat keragaman bukan untuk dipertentangkan tapi justru sebagai pelekat. Semoga.






No comments: