Monday 12 October 2009

Komite Sekolah Vs dana BOS


Benarkah yang dibilang orang-orang, kalau Komite Sekolah tidak ubahnya seperti BP3 dulu. Eksistensi Komite Sekolah dipandang hanya sebagai wadah penghimpun dan pengumpul dana dari para orang tua.


Katanya kebiasaan masa lalu (masa berlakunya BP3), masih sering terjadi hingga sekarang, dimana para pengurus dan anggota tidak banyak dilibatkan langsung dalam penyusunan program-program sekolah, kecuali sekedar sebagai pengumpul dana.

Lihatlah pada awal tahun pelajaran biasanya para pengurus hanya disodorkan Anggaran Biaya Sekolah yang telah disusun oleh pihak sekolah. Selanjutnya, pengurus Komite Sekolah menawarkan kepada anggota sejumlah Anggaran Biaya Sekolah yang harus dipikul oleh para orang tua.


Jarang terjadi suatu pembicaraan, misalnya pihak orang tua dan masyarakat diajak untuk membicarakan bagaimana cara-cara mengatasi hambatan yang terjadi dalam pembelajaran. Atau bagaimna cara peningkatan mutu pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuan pengurus Komite tersebut.

Kenyataan ini lebih diperparah setelah sekolah mendapatkan bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Jika dahulu untuk menjalankan roda operasional sekolah, pihak manajemen sekolah selalu dibantu oleh Komite Sekolah, dengan adanya dana BOS, peran Komite Sekolah jadi kurang signifikan.

“Peran Komite Sekolah dalam pengembangan sekolah ditengarai belum optimal. Selama ini hanya mengutamakan pengumpulan dana dan pengembangan fisik sekolah, belum menyentuh pembangunan non fisik” (Ari Amin Hamidah)

Maka, ketika bicara tentang Konsep Mutu Pendidikan, maka pertama yang akan dikejar adalah prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu.

Prestasi yang dicapai (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis, dapat pula prestasi bidang lain seperti olah raga, seni atau keterampilan tertentu (komputer, beragam jenis teknik, jasa). Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya (Umaedi, 1999:9).

Bisakah Komite Sekolah berperan dalam Peningkatan Mutu Sekolah selain sebagai lembaga pengumpul dana?

Jawabnya tentu saja bisa.
Apalagi jika pengertian mutu yang dimaksud adalah gambaran dan karakteristik yang menyeluruh dari barang - barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan dalam konteks pendidikan. Input, proses dan output pendidikan (Depdiknas Buku 1 MPMBS, 2001:25).

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena kebutuhan untuk keberlangsungan proses. Input pendidikan meliputi SDM dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses dan pencapaian target.

Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu yang diperoleh dari hasil proses disebut output.

Output pendidikan merupakan hasil kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah.

Maka, dengan adanya hubungan yang harmonis antar sekolah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah, sudah barang tentu mampu mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan.

Jadi sebagai orang tua yang mempunyai dua anak sekolah ... saypun ingin mewujudkan mutu pendidikan anak-anak agar lebih baik lagi, melalui Komite Sekolah yang ada.

1 comment:

titofurni said...

mungkin kamu perlu lihat-lihat desa dan kampung ga usah jauh-jauh.. di jepara banyak orang tua murid yang ga tau makhluk apa si komite sekolah itu.. tau-tau cuma disodorin keputusan diminta beli kain seragam semeternya 40.000 pdhl kalo kt beli di luar cm 15.000, so gimana mau bicara mutu pendidikan kalau sekolah sendiri dengan segala atributnya sudah memelorotkan dirinya jadi makhluk yang berjiwa makelar nurani calo... maka jgn salahkan kalo pendidikan ga maju-maju... tumbuhkan dulu rasa bangga sebagai institusi pendidikan, rasa bangga sebagai insan pendidik, berikan teladan dalam segala tindakan ..