Tuesday 30 June 2009

SDSN Yang Kini Jadi Rebutan


(foto dari Warta Kota, 8 Juni 2009)
Kebijakan dan ide tentang sekolah gratis sudah beberapa tahun terakhir ini jadi obrolan di masyarakat, khususnya para ibu-ibu yang anaknya di TK B (termasuk saya).


Para orangtua sekarang sangat bersemangat untuk bisa memasukan anaknya di SD Negeri, baik yang regular, syukur-syukur bisa di SDSN (Sekolah Dasar Standar nasional), atau malah SD RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) karena SD Negeri sekarang sudah sedemikian berbeda dengan SD jaman dulu, apalagi ketika barang-barang kebutuhan pokok melonjak akibat gonjang-ganjing kenaikan harga BBM, sekolah gratis tentu jadi sesuatu yang menggiurkan. Bagaimana tidak, ga lagi beban untuk bayar uang pangkal, ataupun uang SPP/bulanan. Sayapun jadi ikut tergiur.

Sebetulnya, Angga sudah diterima di SD Swasta (satu Yayasan dengan TK-nya), tapi saya masih juga mengiyakan ajakan dari beberapa ibu untuk ikut pendaftaran dan tes di SD Negeri Standar Nasional (SDSN).



Saat ini SDSN di Jakarta jumlahnya ada 25 sekolah, (di Jakarta Timur ada 5 SD, SDN Cijantung 03 Pg, SDN Dukuh 09 Pg, SDN Cijantung 01 Pg, SDN Makasar 06 Pg dan SDN Cibubur 11 Pg), yang kami pilih kemarin adalah SD SN 01 Cijantung, yang hanya menampung 28 siswa per kelas, sementara yang daftar ada sekitar 200an.

Kamipun lalu berbondong-bondong mengikuti semua proses sendiri. Dari menunggu proses pengambilan formulir dibuka, mengantri mengambil formulir, mengcopy persyaratan yang dibutuhkan, mengikuti 2 hari tes dan melihat hasilnya (dengan deg-degan, bayangkan 200an anak harus memperebutkan 56 kursi, tegang juga tentunya). Semua kami lakukan sendiri, sambil guyon dan makan snack kecil untuk melepas jenuh menanti proses yang panjang itu (makasih Eyang atas donat dan teh kotaknya…).

Buat para orang tua, khususnya yang tahun depan memiliki anak usia SD, siapa tahu info berikut bisa jadi masukan.

Pertama, kayanya ga usah terlalu mendengarkan rumor-rumor yang bikin keder, apalagi dengan omongan ini-itu yang katanya pakai bayar-membayar, atau titip menitip.

Kepala Sekolah SDN 01 (tempat saya mendaftar) dengan tegas dari awal sudah wanti-wanti kalau map yang diserahkan tidak boleh ada coretan apapun, karena kami tidak menerima siswa titipan, kata beliau pagi itu, saat membuka Penerimaan Siswa Baru. Apalagi dengan adanya pengawas dari kanwil, seluruh proses PSB nampak fair dan terbuka sekali.

Kedua , berdasar pengalaman kemarin, mudah kok, yang penting mencukupi persyaratan yang diminta, yaitu:
1. Usia anak sudah 6 tahun per 13 Juli (untuk tahun ini), dibuktikan dengan membawa akte dan KK asli. kalau kurang dari yang disyaratkan, komputer sudah otomatis menolak. Jadi sang anak sudah pasti tidak bisa ikut tes masuk
2. Lulus tes tertulis dan wawancara.

Setelah menunggu 3 hari, hasil tes akan diumumkan secara terbuka. Semua peserta tes dirangking dari nomer 1 s/d no peserta terakhir. Ini hasil tes Angga,


Hari ke-1 Tes Tertulis
Pengenalan Bilangan 70
Pengelanan Kelompok 100
Ketelitian 85
Kreatifitas 85
Keterampilan 79

Hari ke-2 Tes Lisan / Wawancara
Lingkungan 75
Baca 85
Tulis 70
Seni 70
English 90

Total Nilai 800

Dengan system yang sangat terbuka dan transparan begini, maka anak yang diterima adalah anak dari rangking 1 s/d nomer 56 (Angga nomer 15). Pasing grade tahun ini adalah 730.

Jadi, sekali lagi, buat para orangtua yang tahun depan anaknya sudah siap masuk SD (terutama mama Puteri), silahkan anaknya dipersiapkan dari sekarang, mumpung waktunya masih panjang. Okey….



No comments: